Minggu, 10 Agustus 2014

Home Visit Pasien dengan TB Paru Relap

Kegiatan konseling klinik sanitasi di luar gedung Puskesmas Lindu dilaksanakan pada saat kunjungan rumah/ home visit petugas sanitasi ke rumah pasien/ klien, sesuai dengan kesepakatan/ janji pertemuan.
Kegiatan konseling diluar gedung Puskesmas Lindu dilaksanakan kepada salah satu pasien yang datang berobat ke Puskesmas Lindu. Pada saat berobat ke Puskesmas Lindu, Pasien X mengeluh batuk lebih dari 1 bulan. Dalam kartu rujukan ke klinik sanitasi pasien X tersebut di diagnosa Susp. TB Paru Relaps atau TB Paru berulang. Setelah konsultasi dengan dokter dan petugas klinik sanitasi, pasien disarankan untuk check sputum di RS Anutapura di Palu. Setelah dapat rujukan balik dari RS Anutapura Palu didapatkan hasil bahwa pasien X positif kembali menderita TB Paru. Setelah kunjungan kedua pasien X ke klinik sanitasi, saya selaku, petugas sanitasi mengadakan kunjungan rumah ke pasien X. 
Kunjungan rumah dilakukan pada pagi hari setelah pasien mendapat teraphy pengobatan TB, pada tanggal 10 Janurai 2014. Pada saat kunjungan rumah/ home visit, saya selaku petugas sanitasi melakukan konseling kembali ke pasien X, juga melakukan pemeriksaan rumah atau inspeksi sanitasi rumah. Pemeriksaan rumah menggunkan checklist inspeksi sanitasi rumah sehat. Dalam penilaian rumah sehat ada 3 komponen yang dinilai. Komponen yang dinilai adalah komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku. Setelah pemeriksaan dan inspeksi rumah pasien,  rumah pasien tersebut dikategorikan dalam kategori tidak sehat. 

Konseling saat homee visit

Sanitarian Rino sedang meengisi checklist rumah

Dari hasil home visit yang telah dilakukan, faktor lingkungan diduga penyebab pasien mengalami TB. Paru Relaps diantaranya, keadaan rumah yang lembab, ventilasi dan penghawaan yang tidak sesuai dengan syarat yang berlaku, memasak menggunkan tungku, sehinga menimbulkan asap di lingkungan rumah, serta kebiasan pasien x yang jarang membuka jendela kamar tidur juga jarang membuka jendela ruang keluarga. Pada saat setelah melakukan pemeriksaan rumah saya menyarankan kembali kepada pasien agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Dan menjaga perilaku agar penyakit TB. Paru-nya tidak pindah ke anggota keluarga rumah yang lain.
Kondisi kamar tidur pasien

pengkuran ventilasi

kondisi dapur memasak dengan tungku

jendela ruang keluarga jarang dibuka
By. Rino Irvan Satria, Amd.KL / @ninox_irvan

Klinik Sanitasi Perdana di Pskesmas Lindu

Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Diare, ISPA, TB Paru, malria dll, merupakan sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia. 
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak yang paling depan di wilayah kerjanya. Salah satu fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat di wilayah kerjanya. Mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat pada dasarnya mengembangkan dan membina proses pemecahan masalah yang ada dimasyarakat. Hal ini berarti mengembangkan kemampuan dan kemauan masyarakat mengenal masalah kesehatan dan potensi yang ada di masyarakat baik berupa pemikiran maupun kemampuan yang berupa sumber daya. Salah satu upaya terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi.
Klinik sanitasi merupakan sebagai salah satu pelayanan puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya promotif, preventif kuratif, dan rehabilitatif  mempunyai peran antara lain, sebagai pusat informasi, pusat rujukan, fasilitator bidang kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman, yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi di wilayah kerja puskesmas.
Pengunjung klinik sanitasi dibedakan menjadi dua;
1.      Pasien
Adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang ditujukan oleh petugas medis keruang klinik sanitasi atau yang ditemukan dilapangan baik oleh petugas medis/ paramedik maupun survey
2.      Klien
.Adalah masyarakat yang berkunjung ke puskesmas atau yang menemui petugas klinik sanitasi bukan sebagai penderita penyakit tetapi untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
 
Alur Pelayanan Klinik Sanitasi

Tabel 1. Data10 penyakit terbanyak di Puskesmas Lindu
No
Penyakit
Jumlah Kasus


1
ISPA
412

2
Hypertensi
341

3
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat
335

4
Diare
175

5
Obs. Febris
130

6
Gastritis
124

7
Penyakit Kulit dan Alergi
107

8
Kecelakan Ruda Paksa
43

9
Carries gigi
25

10
Penyakit Telinga Lainnya
18

Sumber: laporan akhir Pusekesmas tahun 2012
Dari laporan tahunan puskesmas Lindu masih banyak ditemukan penyakit-penyakit yang erat hubungan dengan lingkungan seperti ISPA 412 kasus, Diare 175 kasus, dan Penyakit Kulit 107 kasus. Maka dari itu perlu dilaksanakannya kegiatan klinik sanitasi demi lebih sempurnanya upaya promotof dan preventif di Puskesmas Lindu. 
Selaku petugas sanitasi saya tertantang untuk melakukan kegiatan klinik sanitasi yang ada di Puskesmas Lindu. Kegiatan ini mendapat dukungan positif dari kepala puskesmas dan staff Puslesmas Lindu
.
Buku Register Klinik Sanitasi Puskesmas Lindu

Register Pasien yang datang ke Klinik Sanitasi Puskesmas Lindu
Form dan cheklist Untuk Home Visit

Panduan Konseling di Klinik Sanitasi Puskesmas Lindu

Pada hari Selasa,12 November 2013 saya membuka klinik sanitasi di Puskesmas Lindu. Pengunjung perdana klinik sanitasi adalah balita dan ibunya yang menderita ISPA. Dari hasil wawancara dan konseling pasien, banyak dari mereka yang tidak ber-PHBS serta kondisi rumah yang tidak sehat. Dari tiga bulan melaksanakan klnik sanitasi di Puskesmas Lindu terjaring 44 orang pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi. Penderita ISPA adalah 39 orang (88,6%), pasien dengan Diare 2 orang (4,5%), Penyakit kulit 1 orang (2,3%), Malaria 1 orang (2,3%) dan  Tuberkolusis 1 orang (2,3%). Dari beberapa orang pasien tersebut dilakukan kunjungan rumah kepada Pasien Ny. E ( Nama disamarkan) dengan Tuberkolusis karena dari 3 bulan tersebut Ny. E sering datang dengan keluhan batuk dan mempunyai riwayat Tuberkolusis sebelumnya.
by. Rino Irvan Satria, Amd.KL/ @ninox_irvan